Mendidik Anak dengan Down Syndrome07.37
Kamis, 24 Maret 2011

Mendidik anak dengan down syndrome (Foto: Corbis)
MENGASUH anak dengan
down syndrome memang susah-susah gampang. Perlu kesabaran, ketabahan, dan ketulusan hati untuk dapat menghadapi anak berkebutuhan khusus ini.
Memiliki anak yang sempurna dan sehat, baik fisik maupun mental, tentu harapan semua orangtua. Namun, sering kali pasangan suami istri dititipkan anak oleh Tuhan yang memiliki kekurangan. Misalnya, terdeteksi menderita
down syndrome.
Down syndrome adalah kelainan genetik yang terjadi pada kromosom No21 pada berkas q22 gen SLC5A3, yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Anak-anak dengan
down syndrome memang langsung bisa dilihat perbedaannya dengan anak normal. Wajah mereka bundar seperti bulan purnama (
moon face), dengan mata sipit yang ujungujungnya tertarik ke atas.
Sampai saat ini, belum diketahui apa penyebab kerusakan kromosom No21 yang menjadi pemicu kelainan genetis penyebab
down syndrome ini. Namun, diperkirakan ada beberapa faktor yang berperan, seperti usia ibu yang sudah cukup lanjut, terpapar
ultrasound USG lebih dari 400 kali, pengaruh alkohol, obat-obatan China, dan lain-lain.
Anak-anak
down syndrome punya tiga karakter khas, yaitu secara intelektual rendah, secara mental terbelakang, dan secara fisik mereka juga lemah. Sebagai orangtua dari seorang anak dengan
down syndrome, Anda memainkan peran penting dalam membantu dia untuk mencapai potensi terbaiknya.
Memiliki anak dengan
down syndrome memang penuh tantangan dan juga pencapaian. Rasa frustrasi dan menyerah yang terus naik turun sering kali membuat orangtua kelelahan. Yang paling penting bersabarlah dan terus dorong anak untuk berusaha berjalan dan menguasai keterampilan perkembangan anak lain, seperti membolak-balikkan tubuh, duduk, berdiri dan berbicara.
Anak Anda kemungkinan akan membutuhkan waktu yang lebih banyak dibandingkan anak-anak lain untuk mencapai kejadian penting tersebut. Seperti juga hasil penelitian yang dilakukan di Kansas State University and Texas Tech University, Amerika Serikat.
Dari survei yang dilakukan secara onlineterhadap orang tua yang mempunyai anak dengan
down syndrome, mereka mengaku memiliki perasaan negatif ketika mengetahui bahwa anak mereka menderita
down syndrome. Namun, kebanyakan kasus akhirnya berubah menjadi sukacita dan tetap bertahan.
“Mayoritas orangtua merasa bahwa (memiliki anak
down syndrome) mengejutkan. Mereka lantas depresi, sedih, berkabung,
shock, merasa takut, marah, kecewa, dan tak berdaya,” tutur Briana
Nelson Goff, dekan untuk urusan akademik di Fakultas Ekologi Manusia dan profesor di Bidang Studi Keluarga dan Pelayanan Manusia di Kansas State University seperti dikutip laman
Babycenter.com.
Namun, setelah itu, banyak orangtua yang berhasil mengubah perasaan negatif menjadi positif. Survei sendiri dilakukan sejak Oktober 2009,dan berhasil menghimpun 500 tanggapan.
“Para orangtua mengatakan, bahwa waktu untuk mengakrabkan diri dengan anak mereka adalah salah satu kunci yang paling penting untuk ketahanan mereka. Mereka harus mengambil waktu itu untuk menyadari apa yang mereka hadapi,yang kemudian membantu penyesuaian mereka,”ujar Goff.
Wajar apabila awal mengetahui anak menderita kelainan, orangtua sedih. Namun, dijamin, pencapaian selanjutnya, sangat signifikan dan menarik untuk dilihat. Jangan lupa, daftarkan anak Anda (sejak bayi sampai usia 3 tahun) dalam program intervensi awal. Program-program ini biasanya memiliki staf yang terlatih untuk memantau dan mendorong perkembangan anak Anda.
Bicarakan juga dengan tentang program yang anak Anda ikuti tersebut. Mencapai keterampilan dasar anak seperti belajar untuk makan sendiri dan memakai pakaian secara mandiri, memang sering memakan waktu lebih lama untuk anak-anak dengan
down syndrome.
Karena itu, sisihkan waktu setiap hari untuk terus berlatih dan menjaga sikap positif ketika Anda membantu anak belajar menjalankan tugas- tugas ini. Dorong juga anak Anda untuk belajar, bersosialisasi, dan aktif secara fisik.Misalnya,mendaftarkan anak Anda di kelas dengan anak-anak lain pada usia yang sama.
Pikirkan cara-cara Anda untuk merangsang keterampilan berpikir anak Anda tanpa membuat tugas yang terlalu sulit. Anda tahu bahwa itu tantangan yang baik bagi anak Anda, dan kadang-kadang akhirnya memang berjalan tidak sesuai harapan.
Kebanyakan anak dengan
down syndrome dapat dimasukkan ke dalam kelas reguler. Anak Anda mungkin perlu kurikulum yang diadaptasi dan kadang-kadang dapat menghadiri kelas khusus. Terus libatkan diri Anda dengan pendidikan anak Anda.
Anak-anak berkebutuhan khusus, seperti juga anak dengan
down syndrome, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Undang-undang juga melindungi hak-hak Anda sebagai orang tua untuk diberi informasi yang lengkap tentang pendidikan anak Anda.